IDENTIFIKASI MARKA MOLEKULER DAYA TAHAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA LELE DUMBO Clarias gariepinus DENGAN METODE RAPD-PCR

  • Ika Safitri
  • Hasan Nasrullah

Abstract

Pencegahan penyakit motile aeromonas septicemia (MAS) pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)  dapat dilakukan melalui seleksi ikan berbasis marka molekuler menggunakan teknik random amplified polymorphic DNA PCR (RAPD-PCR) untuk mengidentifikasi keberadaan fragmen pita yang kemungkinan terkait dengan daya tahan terhadap penyakit MAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandidat marka molekuler daya tahan penyakit pada ikan lele dumbo setelah diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian ini menggunakan 4 jenis primer RAPD dengan sekuen berbeda sebagai tahap optimasi kerja. Sampel DNA yang diamati berasal dari ikan yang tahan (resistant) dan rentan (susceptible) pascainfeksi masing-masing sebanyak 8 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandidat marka molekuler terkait daya tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada lele dumbo bertahan hidup pasca penyuntikan bakteri A.hydrophila 107 CFU ml-1 memiliki pita DNA berukuran sekitar 1700 bp dengan peluang populasi resistan sebesar 87.5%.

References

Anggereini E. (2008). Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD), suatu metode analisis DNA dalam menjelaskan berbagai fenomena biologi. Biospecies. 1:2, pp. 73-76.
Anyanwu MU, Chah KF, Shoyinka VS. (2015). Evaluation of phatogeneticity of motile Aeromonas species in African catfish. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 2:3, pp. 93-98.
Arifin OZ, Nugroho E, Gustiano R. (2007). Keragaman genetik populasi ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam program seleksi berdasarkan RAPD. Berita Biologi. 8:6, pp. 465-471.
Asniatih, Idris M, Sabilu K. (2013). Studi histopatologi pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3:12, 13-21.
Buwono ID, Lathifah AU, Subhan U. (2018). Deteksi keragaman genotip gibrid ikan lele sangkuriang, mutiara transgenik dan non transgenik pada keturunan pertama. Jurnal Biologi Indonesia. 14:1, pp. 133-141.
Kusminies II, Gustiano R, Mulyasari. (2011). Karakterisasi genetik ikan kelabau (Osteochillus kelabau) dari berbagai lokasi dikalimantan barat menggunakan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). Berita Biologi. 10:4, pp. 449-454.
Lathifah AU, Buwono ID, Subhan U. (2016). Deteksi keragaman genotip gibrid ikan lele sangkuriang, mutiara transgenik, dan mutiara non transgenik pada keturunan pertama. Jurnal Perikanan Kelautan. 6:2, pp. 111-120.
Maqsood HM dan Ahmad SM. (2017). Advances in molecular markers and their applications in aquaculture and fisheries. Genetics of Aquatic Organisms. 1, pp. 27-41.
Mulyasari. (2007). Beberapa teknik penentuan variasi genetik pada ikan untuk proses pemuliaan. Media Akuakultur. 2:1, pp. 177-182.
Triyaningsih, Sarjiti, Prayitno SB. (2014). Patogenitas Aeromonas hydrophila yang diisolasi dari lele dumbo dumbo (Clarias gariepinus) yang berasal dari Boyolali. Journal of Aquaculture Management and Technology. 3:2, pp.11-17.
Published
2021-11-03