KOMPARASI USAHA ASAP CAIR DENGAN MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN LIMBAH PELEPAH DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DI PARANG KAMPENG KEL. LANJAS

  • Dewi Sintya
  • Hidayatul Rahmi Politeknik Muara Teweh
  • Ira Kusumawanti Kusumawanti Politeknik Muara Teweh

Abstract

Seiring perkembangan perkebunan kelapa sawit di setiap Provinsi di Indonesia, maka semakin banyak pula potensi limbah padat kelapa sawit yang dihasilkan terutama di perkebunan rakyat di Parang Kampeng. Parang kampeng merupakan salah satu kelurahan, yaitu kelurah lanjas yang terletak di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 150 ha. Limbah padat kelapa sawit terdiri dari pelepah kelapa sawit, cangkang kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit dan lain sebagainya. Limbah Padat Kelapa Sawit yaitu Pelepah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), hasil perkebunan kelapa sawit, dimanfaatkan sebagai bahan dasar pengolahan asap cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan limbah pelepah dan TKKS menjadi asap cair dan untuk mengetahui, warna, pH dan senyawa organik asap cair pelepah dan TKKS. Metode yang digunakan dalam pembuatan asap cair berbahan dasar pelepah dan TKKS ini adalah metode pirolisis, dengan prinsip kerja pemanasan tanpa adanya udara atau oksigen. Proses pirolisis menggunakan waktu 90 menit dengan suhu pelepah 3500C dan TKKS 4000C, menghasilkan warna yaitu hitam pekat, dengan pH pelepah 3,94 dan TKKS 4,12. Senyawa organik yang dihasil dari pelepah sebanyak 12 senyawa penyususun dengan senyawa organik tertinggi yaitu, Dodecanoic acid 41,310%, 2-Furancarboxaldehyde (CAS) furfural 23,963%, Propane 11.492%. Dan TKKS memiliki 11 penyususun senyawa organik, senyawa organik tertinggi yaitu Dodecanoic acid 29.995%, Benzenesulfonic acid 29.185% dan Propane 10.451%.
Published
2023-11-22